Thursday, August 8, 2013

Asal Mula Ketupat

Di masyarakat Jawa, makanan ketupat dipelopori pertama kali oleh Sunan Kalijaga, kala penyebaran Islam di tanah Jawa pada tahun 1400-an. Sunan Kalijaga yang bernama lengkap Raden Said merupakan satu dari sembilan sunan yang menyebarkan Islam di Jawa. Ia dikenal sebagai ulama yang menyebarkan agama melalui kesenian Jawa.

Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat kepada masyarakat Jawa melalui dua kali perayaan, yakni menikmati ketupat saat Lebaran dan seminggu sesudah Lebaran. Semenjak itu masyarakat di sekitar Kudus dan Demak, sebelum Lebaran selalu menganyam ketupat di rumah mereka masing-masing. Anyaman sebesar kepalan tangan orang dewasa itu diisi beras dan dikukus. Setelah matang, makanan itu dibawa ke rumah saudara yang lebih tua sambil meminta maaf. Tradisi ini kemudian menjadi ajang silaturahim antar masyarakat.

Dari pemaknaan Sunan Kalijaga, ketupat mempunyai arti yang sangat mendalam. Ketupat yang dianyam melambangkan kesalahan manusia yang rumit. Bahwa manusia digambarkan sebagai sosok yang acap melakukan kesalahan, ke kanan, kiri, atas, dan bawah, seperti anyaman ketupat. Untuk itu, kesalahan tersebut harus dihapus dengan cara saling memaafkan saat Lebaran. Lambang kesucian itu terlukis pada putihnya ketupat ketika dibelah.

Makna selanjutnya adalah kesempurnaan, karena ketupat sering identik dengan makanan yang dikemas secara indah melalui anyaman. Tiga makna itulah yang selalu digaungkan oleh Sunan Kalijaga.

Jenis ketupat
Dengan berkembangnya waktu, di Indonesia jenis ketupat bermacam-macam. Beda daerah, beda pula ketupatnya.

Ketupat ketan kapau. Di Sumatera Barat ketupat ini disebut "katupek katan kapau", yakni ketupat yang berisi ketan. Ketupat jenis ini rasanya hampir sama dengan lemang, makanan yang dibakar menggunakan bambu. Katupek katan kapau acap dijadikan pencuci mulut selepas menyantap hidangan utama.

Ketupat glabed. Di Tegal, Jawa Tengah, dikenal ketupat glabed, yakni ketupat yang disajikan dengan kuah kuning nan kental. Kata "glabed" diambil dari ekspresi masyarakat Tegal ketika menikmati kuah ketupat yang kental, "glabed... glabed...". Selain kuahnya yang kental, makanan ini semakin nikmat kala dibubuhi tempe goreng, kerupuk, dan sambal pedas.

Ketupat bebanci. Di sekitar Jakarta, masyarakat mengenal istilah ketupat bebanci yang merupakan makanan khas Betawi. Ketupat ini disajikan dengan kuah santan yang terbuat dari aneka bumbu kemiri, bawang merah, bawang putih, rempah-rempah, serta cabai. Tak lupa sebagai pelengkap ditambahkan daging sapi yang gurih.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Followers